Minggu, 20 April 2014

Luka dalam status HANYA TEMAN



“Karena dengan kebesaran hati kita harus menyudahi beberapa kisah terbaik, beberapa peristiwa termanis. Dan mengikhlaskan tanpa harus memiliki”

Aku mulai mencintaimu, mulai membiasakan diri akan kehadiranmu, dan mulai percaya yang kau rasakan juga cinta. Setiap kau sapa aku dan setiap tatap matamu menyentuh hangat tatap mataku, aku percaya ini cinta. Beberapa bulan yang lalu aku begitu percaya diri dan begitu mempercayai bahwa kamu akan jadi milikku, aku satu-satunya dihatimu. Tapi ternyata aku salah. Salah mengartikan isyarat yang kauberikan. Harusnya aku sadar bahwa terlalu tinggi jika mengharapkanmu ada disisiku, terlalu mimpi jika menginginkan kamu menjadikanku yang pertama dalam hatimu, dan terlalu tolol menganggap perhatianmu yang ternyata tak hanya kau berikan padaku.

Jika aku punya kemampuan membaca matamu dan mengerti isi otakmu, mungkin aku tak akan mempertahankanmu sejauh ini. seandainya saja aku cukup cerdas menilai bahwa perhatianmu bukanlah hal yang terlalu spesial, mungkin aku tak akan jatuh sedalam ini. Aku terlalu terburu-buru mengartikan kata-katamu dan semua kalimat-kalimat manis itu adalah respon bahwa kau juga mencintaiku. Tapi bukankah ketika jatuh cinta setiap orang akan menganggap hal yang biasa terasa begitu spesial ? dan bukankah ketika jatuh cinta setiap orang tidak akan pernah bisa berfikir jernih ? aku pernah melewati fase itu. Bahkan aku berhak merasa bahagia ketika membaca pesan singkatmu diujung malam, dan aku berhak tersenyum manis ketika candaanmu selalu menemani malam-malam sepiku.

Bisakah kau jelaskan padaku mengapa kau harus berbuat segila ini? perhatianmu, pesan singkatmu, tulisanmu, perkataanmu, dan candaanmu diujung telfon tengah malam ? jelaskan padaku mengapa sikapmu berubah? Bisakah kau tuliskan dengan jelas diotakku bahwa kita HANYA TEMAN ?

Aku selalu kehilanganmu, lalu kembali menemukanmu. Apa kau tak bisa benar-benar tetap tinggal? jadi ketika aku membutuhkanmu aku tak perlu lagi mencari dan menunggumu menghubungiku. Aku selalu menunggumu, bahkan ketika aku tahu kau tak akan kembali hari itu, aku tetap menunggumu.

Aku tahu, mungkin kesibukan yang telah merubah cara berfikirmu atau karena ada seseorang baru disana yang juga ikut merubah perasaanmu padaku? Mungkin, kamu tak lagi mengharapkanku seperti dulu. Mungkin, aku bukan siapa-siapa lagi dihatimu. Dan satu kemungkinan yang tak pernah ingin ku ketahui adalah ketika kamu tidak ingin dihubungi lagi olehku, bahwa kamu tak ingin lagi membagi semua kesedihan dan kebahagiaanmu padaku.

Ingin rasanya aku kembali kemasa lalu, masa dimana masih ada kamu. Ketika aku masih bisa tersenyum saat bangun pagi hingga tidur malamku. Saat kamu masih menganggapku lebih dari sekedar teman, saat ungkapan rindumu masih sering kubaca dari tulisan-tulisan yang dihasilkan jemarimu. Aku masih saja sering memerhatikan pesan singkatmu yang entah sudah berapa lama tetapi masih aku simpan hingga saat ini. Dan aku selalu berfikir apakah aku harus mengirim pesan terlebih dahulu atau aku hanya harus berdiam diri menunggumu menghubungiku yang entah kapan akan terjadi. Tapi kamu terlalu sibuk. Bahkan hanya untuk sekedar sms ataupun menanyakan kabarku.

Aku frustasi. Aku menyesal. Megapa semua hal-hal indah sering kali tak bisa terulang? Aku kebingungan. Aku butuh kehadiranmu. Dimana kamu? Apa kau tahu sejak kemarin aku mencarimu? Apa kau tau aku selalu ingin menghubungimu, tapi aku tak pernah punya keberanian untuk itu.

Semuanya berjalan dengan cepat. Tak banyak hal yang bisa kulakukan selain mengikhlaskan. Tak ada hal yang mampu kuperjuangkan selain membiarkanmu pergi dan berharap kamu tak menorehkan luka lagi. Dan tak ada yang bisa kulakukan selain menunggumu kembali ketika jiwa ini telah kehilangan rasa. Karena kerja keras dan perjuanganku pada akhirnya hanya akan berakhir dengan kebesaran hati untuk melepaskan itu semua. Dan dengan kebesaran hati aku harus menyudahi beberapa kisah terbaik, beberapa peristiwa termanis, karena mengikhlaskan tanpa harus memiliki :’)

 15 februari 2014
Untukmu, pemilik senyum manis tempat aku mendinginkan mata.

3 komentar: